Selasa, 09 November 2010

SELAMAT HARI PAHLAWAN (TEBAK GAMBAR)


Kepada kawan kawan sekalian, Selamat Hari Pahlawan. Semoga dengan mengenang jasa jasa para pahlawan yang telah berjuang demi tanah air ini, Indonesia dapat menjadi negara yang lebih Maju, Adil, Aman, Sejahtera, Makmur dan lain sebagainya. Ingat, bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat jasa para Pahlawannya.
Photo Flipbook Slideshow Maker
Oke deh, mari saya uji rasa CInta Pahlwan dan Nasionalisme anda. Pertanyaannya, siapa nama orang yang ada pada gambar diatas?

Jawablah dengan jujur, jangan mencontek, mencari di google alias internet, apa lagi buka buku sejarah . Setelah menjawab, barulah anda diperbolehkan membuka buku untuk memastikan kebenarannya, ada yang berani?hehehehe....

HEWAN BICARA MASALAH GEMPA



Metode prekursor gempa (tanda-tanda alam sebelum kejadian gempa), saat ini terus dikembangkan oleh ilmuan diberbagai negara. riset yang cukup mahal ini tiada lain memiliki tujuan yang sangat muliah. bayangkan saja jika nanti ditemukan metode yang akurat untuk mengidentifikasi kedatangan gempabumi, tentu korban jiwa yang diakibatkan oleh dampak gempabumi bisa diminimalisir dan bukan hal mustahil korban jiwa bisa diceagh. Berikut ini diberikan salah satu makalah yang menjelaskan prekursor gempabumi dengan metode prilaku hewan sebelum kejadian gempabumi, yang ditulis oleh SRI HARTATIK (Mahasiswi AMG Jakarta Semester VI). emang pacak mang cik binatang mengidentifikasi gempa????... jingok yuk...download saja disini:

PRILAKU HEWAN

PREKURSOR BERDASARKAN AKTIVITAS IONOSFER

LANSUNG SAJA DOWNLOAD DISINI :


AKTIVITAS IONOSFER

PREKURSOR BERDASARKAN KONFIGURASI PLANET


Beberapa riset (penelitian) ilmuan menunjukkan, ada hubungan yang kuat antara letak atau posisi benda-benda langit (bulan, planet-planet lain) terhadap bumi dengan kejadian gempabumi yang terjadi. banyak kasus-kasus gempabumi terjadi pada saat posisi-posisi (konfigurasi) khusus benda langit terhadap bumi. benarkah ada hubungannya??? untuk informasi lebih lanjut, silahkan baca makalah yang ditulis oleh AJENG MARINA UTAMI (PREKURSOR BERDASARKAN KONFIGURASI PLANET) makalah ini beliau susun ketika masih duduk di semester VI AMG. UNTUK MENDOWNLOAD, UNDUH LINK INI:
KONFIGURASI PLANET (AJENG MARINA UTAMI)

PREKURSOR BERDASARKAN DATA GPS


Untuk tahu lebih jauh, seperti apa data GPS (Global Position System) memberikan data sebagai prekursor (tanda-tanda) gempabumi, silahkan download artikel di bawah ini. artikel ini disusun oleh RUDI DARSONO, beliau susun sewaktu masih kuliah semester VI AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika). KLIK TAUTAN INI UNTUK DOWNLOAD:

DATA GPS(RUDI DARSONO)

MENGGODOK GATOTKACA BMKG#2


SALAM PERJUANGAN....................!!!!!!!!!!!!!!
Apa kabar gatotkaca-gatotkaca AMG??.. tentu kabar luar biasa bukan???..
Kali ini menyambung rangkaian cerita para Dewa menggodok Gatotkaca AMG. liat tulisan sebelumnya jika belum baca (lihat menu KABAR AMG).

Brifieng/persiapan pada hari ini (18 Agustus 2010)adalah persiapan PKL akhir Gatotkaca/Srikandi AMG angkatan 2010 merupakn salah satu rangkaian ritual penggodokan para Gatotkaca AMG di Candradimuka BMKG.

Panjang lebar dipaparkan pengantar dari salah satu penggodok/Dewa (red: direktur AMG) kepada para Gatotkaca/Srikandi (taruna/i). mulai dari nasihat,pesan, cerita masa lalu, semua dipaparkan. beberapa di antara pesan beliau adalah :
"Hai....para gatotkaca/Srikandi AMG selama kalian mengemban tugas di daerah masing-masing untuk menyebar kebaikan,saya pesankan:

1.harus menunjukan sikap disiplin, jadi contoh.
2.jangan saling menjatuhkan
3.sering-sering beri masukan untuk kemajuan AMG.
4.serta harus saling peduli."

Nah....ada yang sangat penting dan sangat perlu digarisbawahi, dengan tegas beliau mengatakan pesan ini :
"JANGAN PERNAH MENJELEK-JELEKAN AMG...........!!!!!!!!! jika ada, maka orang pertama yang tersinggung adalah saya. Kenapa, karena saya juga berasal dari AMG,dibesarkan,makan dan memberi makan anak istri."
weeiiiittttt.......!!!!
sejenak para gatotkaca diam,serius menyimak......
TAPI,..... diselah-selah keseriusan para Gatotkaca/Srikandi menyimak, tiba-tiba beliau sempatkan bergurau, sekaligus sedikit bocoran.

"saya rasa kalian sudah siap semua ditempatkan dimana saja, ya.... yang dari Ternate kembalilah ke Ternate, yang dari Papua pulanglah ke Papua,.. nah... yang dari Jakarta... siap-siaplah ke JAYAPURA"...hehehe....
SIAP PAK......!!!!

NAH, teman-teman.. segitu dulu liputan dari salah satu rangkaian penggodokan gatotkaca kali ini.... silahkan komentar tulisan ini.

AMG.....LUAR BIASA..
AMG.....PASTI BISA...
AMG.....PASTI SUKSES...

CANDRADIMUKA BMKG (MENGGODOK GATOTKACA)


CANDRADIMUKA BMKG
Tau dong cerita Gatotkaca????... Itu lho teman-teman cerita Wayang Mahabarata. Untuk menjadikan Gatotkaca menjadi manusia super, para Dewa merebus Gatot kaca di dalam sebuah “KAWAH”… ya… Candradimuka.

Gatotkaca direrebus di dalam kawah ini menjadi manusia super, bertulang “besi”, berotot ‘kawat”, kebal segalah senjata, bisa terbang pula kaya’ “superman”… waw….keren kan???hehehe…..
Itu Candradimukanya menurut cerita wayang Mahabrata, tapi menurut bahasa “ kiasan untuk tempat pendidikan yang menggodok / mendadar siswa (biasanya sih taruna militer) bakal jadi jendral kalo berhasil, kalo gagal…??? Ya… jadi mie jawa.hehehehee…”
Wah….. cocok banget tuh sama AMG, itu lho… Candradimukanya BMKG..hehehe… Untuk menjadi Gatotkaca-Gatotkaca yang tangguh (otot kawat, tulang besi, kebal segalah senjata), penggodokan di AMG melewati serangkaian “ritual”. Dari OSPEK, PELATIHAN KEPEMIMPINAN,PENERAPAN SENIORITAS,PERATURAN YANG SERBA KETAT, PROSES PERKULIAHAN YANG SERBA DISIPLIN dan masih banyak lagi ritual-ritual yang harus dilewati taruna/i AMG, benar kan teman-teman??..
Nah.. setelah tiga tahun taruna/i di rebus, tibalah saatnya bagi para “dewa” mengangkat Gatotkaca-Gatotkaca AMG dari candradimuka untuk selanjutnya diterjunkan dan disebar di seluruh penjuru mata angin, di lapisan langit paling atas, dan di palung laut paling dalam, untuk menjadi “penyelamat dunia” (hahahahaha…. LEBAYYYYY…..). Weittt… tunggu dulu,.. jangan berpikir para Dewa menyebar Gatotkaca-Gatotkaca AMG semaunya atau diundi kaya’ arisan ya……
Untuk menyebar Gatotkaca ke seluruh penjuru dunia, para Dewa punya cara sendiri yang tentu saja gatotkaca tidak mengetahuinya. Sebagai manusia berotot kawat, Gatotokaca siap saja menerima keputusan para Dewa….. iya toh…enak toh… hayooo mau ke mana???hehehe…
Tidak jauh berbeda dengan Gatotkaca2 sebelumnya, Gatotokaca angkatan 2007 saat ini baru saja selesai digodok dan sedang menunggu hasil dari diskusi para Dewa tentang tempat tuga para Gatotkaca membela kebenaran. Katanya ( kabar dari burung cendrawasi) dalam dua bulan kedepan bakal diketahui keputusannya……
Gimana para Gatotkaca AMG sudah siapkah membentangkan sayap kalian???... terbang ke penjuru langit paling atas??? Menyelam ke palung laut paling dalam???...

INFO DARI AMG

Jika kampus-kampus lain secara umum sudah memulai ujian tengah semester (UTS), berbeda dengan AMG, hari ini (18 oktober 2010) perkuliahan semester ganjil T.A 2010/2011 baru di mulai. Sebelumnya, pihak akademik menetapkan awal perkuliahan dimulai tanggal 11 Oktober 2010, tapi secara mendadak ada perubahan jadwal yang kemudian ditetapkan menjadi tanggal 18 Oktober 2010.

Pada Tahun ini perkuliahan taruna/i dibagi menjadi 15 peleton (kelas), 7 kelas tingkat I, 7 kelas tingkat II, dan 1 kelas tingkat III.

NAH,.. untuk tingkat III yang akan diwisudah, sebagai informasi saja... sejauh ini perkembangan dari persiapan wisudah, dari kampus sendiri seperti biasa belum mempersiapkan kepanitian. Tapi, dari junior kita (tingkat II) sudah merancang kepanitian, itu atas rekomendasi dari Komandan Batalyon (mas Wahyu). Maklumlah,.. mereka juga baru aktif perkuliahan tangggal 18 Oktober 2010.
Sedangkan untuk informasi pemberkasaan tes
CPNS, sampai saat ini pihak kampus belum mendapatkan informasi dari Biro Umum BMKG. kalau kampus lain sudah mewisudahkan mahaiswa/i lulusan 2010, berbeda dengan kita yang masih adem, ayem, tenang, sepi, dan sunyi...hehehe.... kalau instansi lain sudah selesai proses seleksi tes CPNS, berbeda dengan kita, masih bersabar (santai bro....), selesaikan dulu semua intansi lain. Ntar, baru kita nyusul... "instansi sabar, disayang Tuhan". begitu kan kata pepata. :-) Jadi,... harap bersabar saja, bbelum kadaluarsa kan berkasnya????hehehe....“SIAGA 1” aja..hehehe....

PENYEMATAN KENAIKAN PANGKAT

‘’KAMI TARUNA DIKLAT AMG JAKARTA.....”.... SALING MENGHORMATI SESAMA TARUNA. Apa kabar taruna?? Ini kabar dari liputan upacara di kampus kita nan TERCINTA (AMG JAKARTA). Pada hari ini, 25 Oktober 2010 ada yang berbeda pada pelaksanaan apel pagi. Yaitu diadakannya Upacara kenaikan pangkat, dari balok 1 ke balok 2, dan dari balok 2 ke balok 3. Sedangkan calon taruna (CATAR) 2010 masih mengenakan seragam hitam putih karena seragam PDH mereka masih dalam proses penjahitan dan belum dilaksanakan penyematan (prosesi pengambilan atribut).
Upacara kenaikan pangkat ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun sebelumnya, kenaikan tanda pangkat dilaksanakan ketika Calon Taruna selesai Penyematan dan taruna tingkat akhir selesai diwisuda. Drs. Suko Prayitno Adi, M.Si bertindak sebagai pembina Upacar yang berlansung dari pukul 07.00-08.15 wib. Perwakilan taruna yang naik ke tingkat 3 (pemasangan balok 3) diserahkan kepada taruna Imam, sedangkan perwakilan taruna yang naik tingkat 2 (pemasangan balok 2) diserahkan kepada taruni Linda Natalia So'langi.
Ketika ditanya kepada komandan batalyon (taruna Wahyu), mengenai adanya perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya beliau menjelaskan :

‘’ Dasar kami melaksanakan ini, karena kami sudah dinyatakan lulus tingkat 2 dan naik tingkat 3 serta berhak memakai balok 3. Selain itu, pak suko sering salah menyebut angkatan mereka (menganggap masih tingkat 2) karena masih mengenakan balok 2”. Jelasnya. “Nah.... untuk tingkat akhir (yang akan diwisuda) setiap ada urusan di kampus cukup mengenakan seragam tanpa atribut. Pada saat wisuda nanti akan diusulkan (kalau ada anggaran) mengenakan pangkat garuda”. Tambahnya. Padahal mulai tahun 2009 kampus sudah menetapkan wisuda masih mengenakan pangkat balok 3, pangkat garuda adalah warisan dari Departemen Perhubungan tidak perlu diikuti karena BMKG sudah lepas dari DEPHUB.
Berbeda dengan penjelasan ketua Majelis Permusyawaratan Taruna (MPT), taruna Warjono, beliau menjelaskan :

“ Pada saat tingkat akhir wisuda nanti, tetap mengenakan pangkta 3, sedangkan angkatan kami pangkatnya dilepas menjadi balok 2’’. “hanya satu hari itu saja”. Papar beliau. Sedikit aneh, pangkat koq lepas pasang (dipermainkan) hehehehehe.....

Mengacu pada kampus-kampus lain, beberapa Perguruan Tinggi Kedinasan (PTK) lain saat ditanya mengenai hal yang sama dalam proses kenaikan pangkat, Taruna Muhammad Yogi Laksamana dari Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta menjelaskan :
“Kalau di STPN, kenaikan tanda pangkat dilaksanakan setelah tingkat akhir wisuda. Sebelum merekan wisuda, tingkat dibawahnya belum boleh menambah Melati (Tanda pangkat di STPN)”.
Sedangkan mantan Taruni Sekolah Tinggi Perikanan (STP) Jakarta sekaligus alumni AMG 2009, Shinta Mediani, juga menjelaskan hal yang sama. “ STP juga menunggu tingkat akhir diwisuda, baru tingkat dibawahnya boleh menambah tanda pangkat.”
Hal yang senada juga dijelaskan oleh Taruna Dodi Kurniawan Taruna Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Curug. Beliau mengatakan :
“Junior menunggu tingkat akhir diwisuda, kalau sudah selesai baru diadakan apel penyematan kenaikan tanda pangkat”.
Kenapa AMG berbeda?????.....

=========I LOVE YOU FULL AMG==========

DOWNLOAD SILABUS AMG


Bagi teman-teman AMG lulusan 2010, atau senior-senior kami yang masih membutukan silabus AMG untuk keperluan kelengkapan melanjutkan kuliah, ini kami sediakan silabus lengkap (semua jurusan) yang bisa didownload sepuasnya.hehehe.... semoga sedikit membantu, selamat melanjutkan pendidikan dijenjang yang lebih tinggi. sukses untuk kita semua.

AMG.......luar biasa,,....
AMG.......bisa.....
AMG.......pasti sukses...

Untuk mendownload silabus AMG (lengkap), silahkan klik tautan ini:

DOWNLOAD SILABUS AMG DISINI

Minggu, 07 November 2010

Peta Zonasi Bahaya Lahar Dingin G. MERAPI


Selain ancaman lava, lahar, dan awanpanas kini hujan deras menyebabkan Gunung Merapi juga menyebabkan adanya daerah rawan bahaya lahar dingin. Lahar dingin merupakan aliran sedimen pekat yang teridiri atas batu, kerikil, pasir serta abu vulkanik yang tercampur air.
Peta yang dikeluarkan oleh BNPB untuk daerah rawan banjir lahar dingin terlihat dibawah ini :


Zonasi ini didasarkan pada buffer zone 300 meter sepanjang sungai yang hulunya di lereng Gunung Merapi.

Proses terjadinya lahar dingin secara grafis dijelaskan dibawah ini:



Ketika meluncur dari puncak Merapi, material ini berupa material piroklastik yang menyebabkan terbentuknya awanpanas. ISinya terdiri atas batuan berukuran bongkah, kerakal, kerikil, pasir hingga debu panas. Setelah di daerah produksi ini terkena hujan maka di daerah transportasi di lerengnya akan memiliki energi sangat tinggi yang mampu merusak apa saja yang dilewatinya. Seterusnya ketika sampai dibawah maka akan terjadi proses sedimentasi dari pasir-pasir ini sebagai endapan material vulkanik yang sering kita lihat di tebing-tebing sungai ditengah perkotaan Jogja.

SUMBER; DONGENG GEOLOGI

Gempa ringan mengikuti aktivitas G. Merapi 7 November 2010



Pak Surono Kembali melaporkan kegiatan Merapi Selama 24 Jam pada tanggal 7 Nov 2010. Hasil Pengamatan visual G. Merapi dari Bogem, melaporkan bahwa lava pijar mengalir ke Baratdaya dengan jarak luncur 600 m (Kali Gendol, K. Boyong, dan K. Bebeng). Dari Ketep, dilaporkan terdengar suara gemuruh sangat kuat selama 7 menit. Pada pukul 23:08 WIB, terjadi gempa tektonik berkekuatan 3,8 SR dengan sumber gempa berada di Kab. Wonosari (Baratdaya G.Merapi) bekedalaman 10 km. Kolom asap nampak tinggi dan pekat dengan condong ke Baratdaya.

Masih dalam radius diatas 20Km


Menurut Pak Surono, berdasarkan hasil pemantauan instrumental dan visual pada 7 November 2010 mulai pukul 18:00 WIB sampai dengan pukul 24:00 WIB menunjukkan aktivitas G. Merapi pada tingkat Awas (level 4). Ancaman bahaya G. Merapi dapat berupa awanpanas dan lahar.

Wilayah yang aman bagi para pengungsi adalah di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi masih tetap berlaku.

Masih tetap disarankan untuk tidak melakukan aktivitas penduduk di daerah rawan bencana III, khususnya yang bermukim di sekitar alur sungai (ancaman bahaya awanpanas dan lahar) yang berhulu di G. Merapi sektor Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Baratlaut dalam jarak 20 km dari puncak G. Merapi meliputi, K. Woro, K. Gendol, K. Kuning, K. Boyong, K. Bedog, K. Krasak, K. Bebeng, K. Sat, K. Lamat, K. Senowo, K. Trising, dan K. Apu.

Juga diharapkan segera memindahkan para pengungsi ke tempat yang aman di luar radius 20 km dari puncak G. Merapi.

sumber :dongeng geologi

INDONESIA DAN JEPANG TANGANI TSUNAMI


Jepang dan Indonesia memiliki persamaan yaitu terletak di kawasan rawan bencana, baik tsunami dan gempa. Bedanya, Jepang menanggulangi bencana dengan optimal. Caranya?

JEPANG

Jepang memiliki beberapa organisasi yang menangani bencana alam diantaranya Japan Metorological Agency (JMA), Geology Survey Japan (GSJ) dan Earth Remote Sensing Data Analysis Center (ERSDAC).

Sebagai badan utama, JMA mengoperasikan jaringan pengamatan gempa berupa 200 alat seismograf dan 600 seismik intensif. Mereka juga mengumpulkan data dari 3.600 alat pengukur seismik yang dikelola pemerintah daerah dan National Research Institute for Earth Science and Disaster Prevention (NIED). Data ini juga masuk di bagian Earthquake Phenomena Observation System (EPOS) di Tokyo dan Observatorium Meteorologi di distrik Osaka.

Ketika gempa terjadi, JMA segera mendapatkan informasi mengenai hiposenter, magnitudo gempa dan intensitas seismik. Jika intensitas gempa lebih besar dari tiga, lembaga ini segera mengeluarkan laporan gempa. Informasi biasanya keluar kurang dari setengah menit setelah gempa.

Selanjutnya, informasi diberikan kepada pejabat pencegahan bencana melalui jaringan komunikasi khusus untuk mencapai masyarakat di sektiar gempa lewat pemerintah daerah dan media. Bagi Jepang, informasi ini berperan sangat penting untuk memulai operasi penyelamatan terkait gempa dan dampak lanjutan, tsunami misalnya. Intensitas gempa di Jepang menggunakan skala 1 sampai 7 dengan nilai 7 tertinggi.

Sistem Peringatan Dini Gempa Jepang memberikan pengumuman perkiraan intensitas seismik dan estimasi perkiraan waktu kedatangan gerak pokok pada saat gempa awal terjadi. Estimasi ini didasarkan pada analisis segera fokus gempa dan gelombang besar dengan menggunakan data yang diperoleh dari seismograf di dekat pusat gempa.

Sistem Peringatan Dini Gempa ditujukan untuk mengurangi kerusakan gempa terkait dengan tindakan pencegahan yang memungkinkan seperti segera memperlambat kereta, mengendalikan lift untuk menghindari bahaya dan memungkinkan orang untuk dengan cepat melindungi diri di berbagai lingkungan seperti pabrik, kantor, rumah dan dekat tebing.

Untuk tsunami sendiri, setelah Gempa, JMA langsung memperkirakan kemungkinan tsunami dari data observasi seismik. Jika tsunami mungkin terjadi di daerah pesisir, JMA mengeluarkan peringatan Tsunami sekitar dua menit setelah gempa. Jika tsunami terjadi di wilayah yang jauh, JMA akan melakukan koordinasi langsung dengan Pacific Tsunami Warning Center di Hawaii.

Di Jepang, wilayah paling berbahaya adalah kawasan gempa Tokai, biasanya gempa berkekuatan di atas 8 SM. Ini terletak di daerah Suruga Bay. Mekanisme yang mereka lakukan sangat terperinci di mana setiap badan harus tahu seluruh kejadian saat berlangsung.

Persiapan detil memang harus dilakukan mengingat Jepang memiliki 108 gunung vulkanik aktif dengan sekitar 15 gempa vulkanik setiap tahun.

INDONESIA
Indonesia dinilai sebagai negara yang paling maju dalam kesiapan menghadapi bencana tsunami dibandingkan dengan negara-negara lain yang rawan bencana alam tersebut.

"Dalam sistem kesiapsiagaan masyarakat dan pendidikan publik, Indonesia yang paling maju, bahkan dapat menjadi rujukan bagi negara-negara di Samudera Hindia. Sistem peringatan dini tsunami Indonesia juga yang paling kompleks," kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI, Jan Sopaheluwakan, di Jakarta, Senin.

Penilaian itu dilakukan oleh komunitas Tsunami Warning System (TWS) dunia dan TWS Samudera Hindia, juga berdasarkan penilaian resmi yang akan dilakukan oleh IOC (International Oceanographic Committee)-UNESCO, melalui Intergovermental Coordination Group of Indian Ocean TWS (ICG-IOTWS) yang dipimpin Jan.

"Indonesia melibatkan 16 instansi dalam urusan sistem peringatan dini tsunami (tsunami early warning system/TEWS), yang masing-masing punya tanggung jawab yang kemudian terintegrasi dalam satu sistem," katanya.

Sebanyak 16 instansi tersebut dari mulai BMG untuk koordinasi sistem, BPPT untuk pembuatan dan penempatan buoy (pelampung) tsunami, LIPI yang memberikan pelatihan evakuasi bencana gempa dan tsunami, Bakosurtanal membuat pemetaan bencana hingga pemerintah daerah untuk urusan operasional ketika bencana.

Jan mengatakan, pada akhir 2009, sebanyak 28 negara yang tergabung dalam Indian Ocean Wave, yakni negara-negara Asia Pasifik yang terkena dampak tsunami pada 26 Desember 2004, akan melakukan simulasi evakuasi bencana tsunami secara serempak.

Ketua IOC itu mengatakan, dalam kesempatan itu setiap negara menguji semua sistem peringatan dini tsunaminya, dari mulai saat ditentukan terjadi gempa, kemudian kesiapan menghadapi tsunami yang terus merambat ke berbagai tempat di sepanjang samudera Hindia.

Rencana tersebut dibahas dalam pertemuan IOC-ICG-IOTWS pada 10-11 April 2008 di Kuala Lumpur. Saat itu delegasi Indonesia dipimpin deputi Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Iptek Kementerian Ristek Idwan Suhardi.

Sebelumnya Idwan menuturkan, India sempat menyatakan paling siap menjadi penyedia informasi bila terjadi tsunami dan mengusulkan negaranya sebagai pusat informasi tsunami, namun ditolak banyak negara lain.

Indonesia sebagai yang paling maju dalam TWS mengusulkan informasi tsunami dipusatkan di setiap negara yang kemudian disatukan dalam jaringan, ujarnya.

Pada pertemuan di Brussel 2008, sistem yang diusulkan Indonesia itulah yang kemudian dipakai.

"Indonesia akan siap penuh dalam sistem TWS ini pada November 2008 ini," tambah Jan.
SUMBER: LINTAS BERITA

RAMALAN JAYABAYA (BAHASA JAWA)


Ramalan Jayabaya atau sering disebut Jangka Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa yg dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga .Asal Usul utama serat jangka Jayabaya dapat dilihat pada kitab Musasar yg digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keaslianya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yg menuliskan bahwasanya Jayabayalah yg membuat ramalan-ramalan tersebut.
"Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani."
Meskipun demikian, kenyataannya dua pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab mereka: Kakawin Bharatayuddha, Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya, bahwa Prabu Jayabaya memiliki karya tulis. Kakawin Bharatayuddha hanya menceritakan peperangan antara kaum Korawa dan Pandawa yang disebut peperangan Bharatayuddha. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negeri Kundina, putri prabu Bismaka. Rukmini adalah titisan Dewi Sri.

Asal-usul

Dari berbagai sumber dan keterangan yang ada mengenai Ramalan Jayabaya, maka pada umumnya para sarjana sepakat bahwa sumber ramalan ini sebenarnya hanya satu, yakni Kitab Asrar (Musarar) karangan Sunan Giri Perapan (Sunan Giri ke-3) yang kumpulkannya pada tahun Saka 1540 = 1028 H = 1618 M, hanya selisih 5 tahun dengan selesainya kitab Pararaton tentang sejarah Majapahit dan Singosari yang ditulis di pulau Bali 1535 Saka atau 1613 M. Jadi penulisan sumber ini sudah sejak jamannya Sultan Agung dari Mataram bertahta (1613-1645 M).
Kitab Jangka Jayabaya pertama dan dipandang asli, adalah dari buah karya Pangeran Wijil I dari Kadilangu (sebutannya Pangeran Kadilangu II) yang dikarangnya pada tahun 1666-1668 Jawa = 1741-1743 M. Sang Pujangga ini memang seorang pangeran yang bebas. Mempunyai hak merdeka, yang artinya punya kekuasaan wilayah "Perdikan" yang berkedudukan di Kadilangu, dekat Demak. Memang beliau keturunan Sunan Kalijaga, sehingga logis bila beliau dapat mengetahui sejarah leluhurnya dari dekat, terutama tentang riwayat masuknya Sang Brawijaya terakhir (ke-5) mengikuti agama baru, Islam, sebagai pertemuan segitiga antara Sunan Kalijaga, Brawijaya ke-V dan Penasehat Sang Baginda benama Sabda Palon dan Nayagenggong.
Disamping itu beliau menjabat sebagai Kepala Jawatan Pujangga Keraton Kartasura tatkala jamannya Sri Paku Buwana II (1727-1749). Hasil karya sang Pangeran ini berupa buku-buku misalnya, Babad Pajajaran, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, Raja Kapa-kapa, Sejarah Empu, dll. Tatkala Sri Paku Buwana I naik tahta (1704-1719) yang penobatannya di Semarang, Gubernur Jenderalnya benama van Outhoorn yang memerintah pada tahun 1691-1704. Kemudian diganti G.G van Hoorn (1705-1706), Pangerannya Sang Pujangga yang pada waktu masih muda. Didatangkan pula di Semarang sebagai Penghulu yang memberi Restu untuk kejayaan Keraton pada tahun 1629 Jawa = 1705 M, yang disaksikan GG. Van Hoorn.
Ketika keraton Kartasura akan dipindahkan ke desa Sala, sang Pujangga diminta pandapatnya oleh Sri Paku Buwana II. Ia kemudian diserahi tugas dan kewajiban sebagai peneliti untuk menyelidiki keadaan tanah di desa Sala, yang terpilih untuk mendirikan keraton yang akan didirikan tahun 1669 Jawa (1744 M).
Sang Pujangga wafat pada hari Senin Pon, 7 Maulud Tahun Be Jam'iah 1672 Jawa 1747 M, yang pada jamannya Sri Paku Buwono 11 di Surakarta. Kedudukannya sebagai Pangeran Merdeka diganti oleh puteranya sendiri yakni Pangeran Soemekar, lalu berganti nama Pangeran Wijil II di Kadilangu (Pangeran Kadilangu III), sedangkan kedudukannya sebagai pujangga keraton Surakarta diganti oleh Ngabehi Yasadipura I, pada hari Kemis Legi,10 Maulud Tahun Be 1672 Jawa = 1747 M.

Analisa

Jangka Jayabaya yang kita kenal sekarang ini adalah gubahan dari Kitab Musarar, yang sebenarnya untuk menyebut "Kitab Asrar" Karangan Sunan Giri ke-3 tersebut. Selanjutnya para pujangga dibelakang juga menyebut nama baru itu.
Kitab Asrar itu memuat lkhtisar (ringkasan) riwayat negara Jawa, yaitu gambaran gilir bergantinya negara sejak jaman purbakala hingga jatuhnya Majapahit lalu diganti dengan Ratu Hakikat ialah sebuah kerajaan Islam pertama di Jawa yang disebut sebagai ”Giri Kedaton". Giri Kedaton ini nampaknya Merupakan jaman peralihan kekuasaan Islam pertama di Jawa yang berlangsung antara 1478-1481 M, yakni sebelum Raden Patah dinobatkan sebagai Sultan di Demak oleh para Wali pada 1481 M. Namun demikian adanya keraton Islam di Giri ini masih bersifat ”Hakikat” dan diteruskan juga sampai jaman Sunan Giri ke-3.
Sejak Sunan Giri ke-3 ini praktis kekuasaannya berakhir karena penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Agung dari Mataram; Sejak Raden Patah naik tahta (1481) Sunan Ratu dari Giri Kedatan ini lalu turun tahta kerajaan, diganti oleh Ratu seluruh jajatah, ialah Sultan di Demak, Raden Patah. Jadi keraton di Giri ini kira-kira berdiri antara 1478-1481 M atau lebih lama lagi, yakni sejak Sunan Giri pertama mendirikannya atau mungkin sudah sejak Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M (882 H). Setelah kesultanan Demak jatuh pada masa Sultan Trenggono, lalu tahta kerajaan jatuh ke tangan raja yang mendapat julukan sebagai "Ratu Bobodo") ialah Sultan Pajang. Disebut demikian karena pengaruh kalangan Ki Ageng yang berorientasi setengah Budha/Hindu dan setengah Islam di bawah pengaruh kebatinan Siti Jenar, yang juga hendak di basmi pengaruhnya sejak para Wali masih hidup.
Setelah Kerajaan ini jatuh pula, lalu di ganti oleh penguasa baru yakni, Ratu Sundarowang ialah Mataram bertahta dengan gelar Prabu Hanyokro Kusumo (Sultan Agung) yang berkuasa di seluruh Jawa dan Madura. Di kelak kemudian hari (ditinjau, dari sudut alam pikiran Sri Sultan Agung dari Mataram ini) akan muncullah seorang raja bertahta di wilayah kerajaan Sundarowang ini ialah seorang raja Waliyullah yang bergelar Sang Prabu Herucakra yang berkuasa di seluruh Jawa-Madura, Patani dan Sriwijaya.
Wasiat Sultan Agung itu mengandung kalimat ramalan, bahwa kelak sesudah beliau turun dari tahta, kerajaan besar ini akan pulih kembali kewibawaannya, justru nanti dijaman jauh sesudah Sultan Agung wafat. Ini berarti raja-raja pengganti beliau dinilai (secara pandangan batin) sebagai raja-raja yang tidak bebas merdeka lagi. Bisa kita maklumi, karena pada tahun-tahun berikutnya praktis Mataram sudah menjadi negara boneka VOC yang menjadi musuh Sultan Agung (ingat perang Sultan Agung dengan VOC tahun 1628 & 1629 yang diluruk ke Jakarta/ Batavia oleh Sultan Agung).
Oleh Pujangga, Kitab Asrar digubah dan dibentuk lagi dengan pendirian dan cara yang lain, yakni dengan jalan mengambil pokok/permulaan cerita Raja Jayabaya dari Kediri. Nama mana diketahui dari Kakawin Bharatayudha, yang dikarang oleh Mpu Sedah pada tahun 1079 Saka = 1157 M atas titah Sri Jayabaya di Daha/ Kediri. Setelah mendapat pathokan/data baru, raja Jayabaya yang memang dikenal masyarakat sebagai pandai meramal, sang pujangga (Pangeran Wijil) lalu menulis kembali, dengan gubahan "JANGKA JAYABAYA" dengan ini yang dipadukan antara sumber Serat Bharatayudha dengan kitab Asrar serta gambaran pertumbuhan negara-negara dikarangnya sebelumnya dalam bentuk babad.
Lalu dari hasil, penelitiannya dicarikan Inti sarinya dan diorbitkan dalam bentuk karya-karya baru dengan harapan dapat menjadi sumber semangat perjuangan bagi generasi anak cucu di kemudian hari.
Cita-cita yang pujangga yang dilukiskan sebagai jaman keemasan itu, jelas bersumber semangat dari gambaran batin Sultan Agung. Jika kita teliti secara kronologi, sekarang ternyata menunjukan gambaran sebuah negara besar yang berdaulat penuh yang kini benama "REPUBLIK INDONESIA"!. Kedua sumber yang diperpadukan itu ternyata senantiasa mengilhami para pujangga yang hidup diabad-abad kemudian, terutama pujangga terkenal R.Ng., cucu buyut pujangga Yasadipura I pengganti Pangeran Wijil I.
Jangka Jayabaya dari Kitab Asrar ini sungguh diperhatikan benar-benar oleh para pujangga di Surakarta dalam abad 18/19 M dan sudah terang Merupakan sumber perpustakaan dan kebudayaan Jawa baru. Hal ini ternyata dengan munculnya karangan-karangan baru, Kitab Asrar/Musarar dan Jayabaya yang hanya bersifat ramalan belaka. Sehingga setelah itu tumbuh bermacam-macam versi teristimewa karangan baru Serat Jayabaya yang bersifat hakikat bercampur jangka atau ramalan, akan tetapi dengan ujaran yang dihubungkan dengan lingkungan historisnya satu sama lain sehingga merupakan tambahan riwayat buat negeri ini.
Semua itu telah berasal dari satu sumber benih, yakni Kitab Asrar karya Sunan Giri ke-3 dan Jangka Jayabaya gubahan dari kitab Asrar tadi, plus serat Mahabarata karangan Mpu Sedah & Panuluh. Dengan demikian, Jangka Jayabaya ini ditulis kembali dengan gubahan oleh Pangeran Wijil I pada tahun 1675 Jawa (1749 M) bersama dengan gubahannya yang berbentuk puisi, yakni Kitab Musarar. Dengan begitu menjadi jelaslah apa yang kita baca sekarang ini.


Kitab Musasar Jayabaya

Asmarandana
Kitab Musarar dibuat tatkala Prabu Jayabaya di Kediri yang gagah perkasa, Musuh takut dan takluk, tak ada yang berani.
Beliau sakti sebab titisan Batara wisnu. Waktu itu Sang Prabu menjadi raja agung, pasukannya raja-raja.
Terkisahkan bahwa Sang Prabu punya putra lelaki yang tampan. Sesudah dewasa dijadikan raja di Pagedongan. Sangat raharja negara-nya.
Hal tersebut menggembirakan Sang Prabu. Waktu itu tersebutkan Sang Prabu akan mendapat tamu, seorang raja pandita dari Rum bernama, Sultan Maolana.
Lengkapnya bernama Ngali Samsujen. Kedatangannya disambut sebaik-baiknya. Sebab tamu tersebut seorang raja pandita lain bangsa pantas dihormati.
Setelah duduk Sultan Ngali Samsujen berkata: “Sang Prabu Jayabaya, perkenankan saya memberi petuah padamu menge.nai Kitab Musarar.
Yang menyebutkan tinggal tiga kali lagi kemudian kerajaanmu akan diganti oleh orang lain”. Sang Prabu mendengarkan dengan sebaik-baiknya. Karena beliau telah mengerti kehendak Dewata.
Sang Prabu segera menjadi murid sang Raja Pandita. Segala isi Kitab Musarar sudah diketahui semua. Beliaupun ingat tinggal menitis 3 kali.
Kelak akan diletakkan dalam teken Sang Pandita yang ditinggal di Kakbah yang membawa Imam Supingi untuk menaikkan kutbah,
Senjata ecis itu yang bernama Udharati. Dikelak kemudian hari ada Maolana masih cucu Rasul yang mengembara sampai ke P. Jawa membawa ecis tersebut. Kelak menjadi punden Tanah Jawa.
Raja Pandita pamit dan musnah dari tempat duduk. Kemudian terkisahkan setelah satu bulan Sang Prabu memanggil putranya.
Setelah sang putra datang lalu diajak ke gunung Padang. Ayah dan putra itu setelah datang lalu naik ke gunung.
Di sana ada Ajar bernama Ajar Subrata. Menjemput Prabu Jayabaya seorang raja yang berincoknito termasuk titisan Batara Wisnu..
Karenanya Sang Prabu sangat waspada, tahu sebelum kejadian mengenai raja-raja karena Sang Prabu menerima sasmita gaib.
Bila Islam seperti Nabi. Prabu Jayabaya bercengkrama di gunung sudah lama. Bertemu dengan ki Ajar di gunung Padang. Yang bertapa brata sehingga apa yang dikehendaki terjadi.
Tergopoh-gopoh menghormati. Setelah duduk ki Ajar memanggil seorang endang yang membawa sesaji. Berwarna-warni isinya. Tujuh warna-warni dan lengkap delapan dengarn endangnya.
Jadah (ketan) setakir, bawang putih satu talam, kembang melati satu bungkus, darah sepitrah, kunir sarimpang, sebatang pohon kajar dan kembang mojar satu bungkus.
Kedelapan endang seorang. Kemudian ki Ajar menghaturkan sembah : “Inilah hidangan kami untuk sang Prabu”. Sang Prabu waspada kemudian menarik senjata kerisnya.
Ki Ajar ditikam mati. Demikian juga endangnya. Keris kemudian dimasukkan lagi. Cantrik-cantrik berlarian karena takut. Sedangkan raja putra kecewa melihat perbuatan ayahnya.
Sang putra akan bertanya merasa takut. Kemudian merekapun pulang. Datang di kedaton Sang Prabu berbicara dengan putranya.
Heh anakku. Kamu tahu ulah si Ajar yang saya bunuh. Sebab berdosa kepada guru saya Sultan Maolana Ngali Samsujen tatkala masih muda.

Sinom

Dia itu sudah diwejang (diberitahu) oleh guru mengenai kitab Musarar. Sama seperti saya. Namun dia menyalahi janji, musnah raja-raja di P. Jawa. Toh saya sudah diberitahu bahwa saya tinggal 3 kali lagi.
Bila sudah menitis tiga kali kemudian ada jaman lagi bukan perbuatan saya. Sudah dikatakan oleh Maolana Ngali tidak mungkin berobah lagi. Diberi lambang Jaman Catur semune segara asat.
Itulah Jenggala, Kediri, Singasari dan Ngurawan. Empat raja itu masih kekuasaan saya. Negaranya bahagia diatas bumi. Menghancurkan keburukan.
Setelah 100 tahun musnah keempat kerajaan tersebut. Kemudian ada jaman lagi yang bukan milik saya, sebab saya sudah terpisah dengan saudara-saudara ditempat yang rahasia.
Di dalam teken sang guru Maolana Ngali. Demikian harap diketahui oleh anak cucu bahwa akan ada jaman Anderpati yang bernama Kala-wisesa.
Lambangnya: Sumilir naga kentir semune liman pepeka. Itu negara Pajajaran. Negara tersebut tanpa keadilan dan tata negara, Setelah seratus tahun kemudian musnah.
Sebab berperang dengan saudara. Hasil bumi diberi pajak emas. Sebab saya mendapat hidangan Kunir sarimpang dari ki Ajar. Kemudian berganti jaman di Majapahit dengan rajanya Prabu Brawijaya.
Demikian nama raja bergelar Sang Rajapati Dewanata. Alamnya disebut Anderpati, lamanya sepuluh windu (80 tahun). Hasil negara berupa picis (uang). Ternyata waktu itu dari hidangan ki Ajar.
Hidangannya Jadah satu takir. Lambangnya waktu itu Sima galak semune curiga ketul. Kemudian berganti jaman lagi. Di Gelagahwangi dengan ibukota di Demak. Ada agama dengan pemimpinnya bergelar Diyati Kalawisaya.
Enam puluh lima tahun kemudian musnah. Yang bertahta Ratu Adil serta wali dan pandita semuanya cinta. Pajak rakyat berupa uang. Temyata saya diberi hidangan bunga Melati oleh ki Ajar.
Negara tersebut diberi lambang: Kekesahan durung kongsi kaselak kampuhe bedah. Kemudian berganti jaman Kalajangga. Beribukota Pajang dengan hukum seperti di Demak. Tidak diganti oleh anaknya. 36 tahun kemudian musnah.
Negara ini diberi lambang: cangkrama putung watange. Orang di desa terkena pajak pakaian dan uang. Sebab ki Ajar dahulu memberi hidangan sebatang pohon kajar. Kemudian berganti jaman di Mataram. Kalasakti Prabu Anyakrakusuma.
Dicintai pasukannya. Kuat angkatan perangnya dan kaya, disegani seluruh bangsa Jawa. Bahkan juga sebagai gantinya Ajar dan wali serta pandita, bersatu dalam diri Sang Prabu yang adil.
Raja perkasa tetapi berbudi halus. Rakyat kena pajak reyal. Sebab waktu itu saya mendapat hidangan bawang putih dari ki Ajar. Rajanya diberi gelar: Sura Kalpa semune lintang sinipat.
Kemudian berganti lagi dengan lambang: Kembang sempol Semune modin tanpa sreban. Raja yang keempat yang penghabisan diberi lambang Kalpa sru kanaka putung. Seratus tahun kemudian musnah sebab melawan sekutu. Kemudian ada nakhoda yang datang berdagang.
Berdagang di tanah Jawa kemudian mendapat sejengkal tanah. Lama kelamaan ikut perang dan selalu menang, sehingga terpandang di pulau Jawa. Jaman sudah berganti meskipun masih keturunan Mataram. Negara bernama Nyakkrawati dan ibukota di Pajang.
Raja berpasukan campur aduk. Disegani setanah Jawa. Yang memulai menjadi raja dengan gelar Layon keli semune satriya brangti. Kemudian berganti raja yang bergelar: semune kenya musoni. Tidak lama kemudian berganti.
Nama rajanya Lung gadung rara nglikasi(Raja yang penuh inisiatif dalam segala hal, namun memiliki kelemahan suka wanita) kemudian berganti gajah meta semune tengu lelaki (Raja yang disegani/ditakuti, namun nista.) Enam puluh tahun menerima kutukan sehingga tenggelam negaranya dan hukum tidak karu-karuan.
Waktu itu pajaknya rakyat adalah Uang anggris dan uwang. Sebab saya diberi hidangan darah sepitrah. Kemudian negara geger. Tanah tidak berkasiat, pemerintah rusak. Rakyat celaka. Bermacam-macam bencana yang tidak dapat ditolak.
Negara rusak. Raja berpisah dengan rakyat. Bupati berdiri sendiri-sendiri. Kemudian berganti jaman Kutila. Rajanya Kara Murka(Raja-raja yang saling balas dendam.). Lambangnya Panji loro semune Pajang Mataram(Dua kekuatan pimpinan yang saling jegal ingin menjatuhkan).
Nakhoda(Orang asing)ikut serta memerintah. Punya keberanian dan kaya. Sarjana (Orang arif dan bijak) tidak ada. Rakyat sengsara. Rumah hancur berantakan diterjang jalan besar. Kemudian diganti dengan lambang Rara ngangsu , randa loro nututi pijer tetukar(( Ratu yang selalu diikuti/diintai dua saudara wanita tua untuk menggantikannya).
Tidak berkesempatan menghias diri(Raja yang tidak sempat mengatur negara sebab adanya masalah-masalah yang merepotkan ), sinjang kemben tan tinolih itu sebuah lambang yang menurut Seh Ngali Samsujen datangnya Kala Bendu. Di Semarang Tembayat itulah yang mengerti/memahami lambang tersebut.
Pajak rakyat banyak sekali macamnya. Semakin naik. Panen tidak membuat kenyang. Hasilnya berkurang. orang jahat makin menjadi-jadi Orang besar hatinya jail. Makin hari makin bertambah kesengsaraan negara.
Hukum dan pengadilan negara tidak berguna. Perintah berganti-ganti. Keadilan tidak ada. Yang benar dianggap salah. Yang jahat dianggap benar. Setan menyamar sebagai wahyu. Banyak orang melupakan Tuhan dan orang tua.
Wanita hilang kehormatannya. Sebab saya diberi hidangan Endang seorang oleh ki Ajar. Mulai perang tidak berakhir. Kemudian ada tanda negara pecah.
Banyak hal-hal yang luar biasa. Hujan salah waktu. Banyak gempa dan gerhana. Nyawa tidak berharga. Tanah Jawa berantakan. Kemudian raja Kara Murka Kutila musnah.
Kemudian kelak akan datang Tunjung putih semune Pudak kasungsang(Raja berhati putih namun masih tersembunyi). Lahir di bumi Mekah(Orang Islam yang sangat bertauhid). Menjadi raja di dunia, bergelar Ratu Amisan, redalah kesengsaraan di bumi, nakhoda ikut ke dalam persidangan.
Raja keturunan waliyullah. Berkedaton dua di Mekah dan Tanah Jawa(Orang Islam yang sangat menghormati leluhurnya dan menyatu dengan ajaran tradisi Jawa (kawruh Jawa)). Letaknya dekat dengan gunung Perahu, sebelah barat tempuran. Dicintai pasukannya. Memang raja yang terkenal sedunia.
Waktu itulah ada keadilan. Rakyat pajaknya dinar sebab saya diberi hidangan bunga seruni oleh ki Ajar. Waktu itu pemerintahan raja baik sekali. Orangnya tampan senyumnya manis sekali.

Isi Ramalan

  1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran --- Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
  2. Tanah Jawa kalungan wesi --- Pulau Jawa berkalung besi.
  3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang --- Perahu berjalan di angkasa.
  4. Kali ilang kedhunge --- Sungai kehilangan mata air.
  5. Pasar ilang kumandhang --- Pasar kehilangan suara.
  6. Iku tandha yen tekane zaman Jayabaya wis cedhak --- Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
  7. Bumi saya suwe saya mengkeret --- Bumi semakin lama semakin mengerut.
  8. Sekilan bumi dipajeki --- Sejengkal tanah dikenai pajak.
  9. Jaran doyan mangan sambel --- Kuda suka makan sambal.
  10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
  11. Iku tandhane yen wong bakal nemoni wolak-waliking zaman--- Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
  12. Akeh janji ora ditetepi --- Banyak janji tidak ditepati.
  13. keh wong wani nglanggar sumpahe dhewe--- Banyak orang berani melanggar sumpah sendiri.
  14. Manungsa padha seneng nyalah--- Orang-orang saling lempar kesalahan.
  15. Ora ngendahake hukum Hyang Widhi--- Tak peduli akan hukum Hyang Widhi.
  16. Barang jahat diangkat-angkat--- Yang jahat dijunjung-junjung.
  17. Barang suci dibenci--- Yang suci (justru) dibenci.
  18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit--- Banyak orang hanya mementingkan uang.
  19. Lali kamanungsan--- Lupa jati kemanusiaan.
  20. Lali kabecikan--- Lupa hikmah kebaikan.
  21. Lali sanak lali kadang--- Lupa sanak lupa saudara.
  22. Akeh bapa lali anak--- Banyak ayah lupa anak.
  23. Akeh anak wani nglawan ibu--- Banyak anak berani melawan ibu.
  24. Nantang bapa--- Menantang ayah.
  25. Sedulur padha cidra--- Saudara dan saudara saling khianat.
  26. Kulawarga padha curiga--- Keluarga saling curiga.
  27. Kanca dadi mungsuh --- Kawan menjadi lawan.
  28. Akeh manungsa lali asale --- Banyak orang lupa asal-usul.
  29. Ukuman Ratu ora adil --- Hukuman Raja tidak adil
  30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil--- Banyak pejabat jahat dan ganjil
  31. Akeh kelakuan sing ganjil --- Banyak ulah-tabiat ganjil
  32. Wong apik-apik padha kapencil --- Orang yang baik justru tersisih.
  33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin --- Banyak orang kerja halal justru merasa malu.
  34. Luwih utama ngapusi --- Lebih mengutamakan menipu.
  35. Wegah nyambut gawe --- Malas untuk bekerja.
  36. Kepingin urip mewah --- Inginnya hidup mewah.
  37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka --- Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
  38. Wong bener thenger-thenger --- Orang (yang) benar termangu-mangu.
  39. Wong salah bungah --- Orang (yang) salah gembira ria.
  40. Wong apik ditampik-tampik--- Orang (yang) baik ditolak ditampik (diping-pong).
  41. Wong jahat munggah pangkat--- Orang (yang) jahat naik pangkat.
  42. Wong agung kasinggung--- Orang (yang) mulia dilecehkan
  43. Wong ala kapuja--- Orang (yang) jahat dipuji-puji.
  44. Wong wadon ilang kawirangane--- perempuan hilang malu.
  45. Wong lanang ilang kaprawirane--- Laki-laki hilang jiwa kepemimpinan.
  46. Akeh wong lanang ora duwe bojo--- Banyak laki-laki tak mau beristri.
  47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone--- Banyak perempuan ingkar pada suami.
  48. Akeh ibu padha ngedol anake--- Banyak ibu menjual anak.
  49. Akeh wong wadon ngedol awake--- Banyak perempuan menjual diri.
  50. Akeh wong ijol bebojo--- Banyak orang gonta-ganti pasangan.
  51. Wong wadon nunggang jaran--- Perempuan menunggang kuda.
  52. Wong lanang linggih plangki--- Laki-laki naik tandu.
  53. Randha seuang loro--- Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen).
  54. Prawan seaga lima--- Lima perawan lima picis.
  55. Dhudha pincang laku sembilan uang--- Duda pincang laku sembilan uang.
  56. Akeh wong ngedol ngelmu--- Banyak orang berdagang ilmu.
  57. Akeh wong ngaku-aku--- Banyak orang mengaku diri.
  58. Njabane putih njerone dhadhu--- Di luar putih di dalam jingga.
  59. Ngakune suci, nanging sucine palsu--- Mengaku suci, tapi palsu belaka.
  60. Akeh bujuk akeh lojo--- Banyak tipu banyak muslihat.
  61. Akeh udan salah mangsa--- Banyak hujan salah musim.
  62. Akeh prawan tuwa--- Banyak perawan tua.
  63. Akeh randha nglairake anak--- Banyak janda melahirkan bayi.
  64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne--- Banyak anak lahir mencari bapaknya.
  65. Agama akeh sing nantang--- Agama banyak ditentang.
  66. Prikamanungsan saya ilang--- Perikemanusiaan semakin hilang.
  67. Omah suci dibenci--- Rumah suci dijauhi.
  68. Omah ala saya dipuja--- Rumah maksiat makin dipuja.
  69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi--- Perempuan lacur dimana-mana.
  70. Akeh laknat--- Banyak kutukan
  71. Akeh pengkianat--- Banyak pengkhianat.
  72. Anak mangan bapak---Anak makan bapak.
  73. Sedulur mangan sedulur---Saudara makan saudara.
  74. Kanca dadi mungsuh---Kawan menjadi lawan.
  75. Guru disatru---Guru dimusuhi.
  76. Tangga padha curiga---Tetangga saling curiga.
  77. Kana-kene saya angkara murka --- Angkara murka semakin menjadi-jadi.
  78. Sing weruh kebubuhan---Barangsiapa tahu terkena beban.
  79. Sing ora weruh ketutuh---Sedang yang tak tahu disalahkan.
  80. Besuk yen ana peperangan---Kelak jika terjadi perang.
  81. Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor---Datang dari timur, barat, selatan, dan utara.
  82. Akeh wong becik saya sengsara--- Banyak orang baik makin sengsara.
  83. Wong jahat saya seneng--- Sedang yang jahat makin bahagia.
  84. Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul--- Ketika itu burung gagak dibilang bangau.
  85. Wong salah dianggep bener---Orang salah dipandang benar.
  86. Pengkhianat nikmat---Pengkhianat nikmat.
  87. Durjana saya sempurna--- Durjana semakin sempurna.
  88. Wong jahat munggah pangkat--- Orang jahat naik pangkat.
  89. Wong lugu kebelenggu--- Orang yang lugu dibelenggu.
  90. Wong mulya dikunjara--- Orang yang mulia dipenjara.
  91. Sing curang garang--- Yang curang berkuasa.
  92. Sing jujur kojur--- Yang jujur sengsara.
  93. Pedagang akeh sing keplarang--- Pedagang banyak yang tenggelam.
  94. Wong main akeh sing ndadi---Penjudi banyak merajalela.
  95. Akeh barang haram---Banyak barang haram.
  96. Akeh anak haram---Banyak anak haram.
  97. Wong wadon nglamar wong lanang---Perempuan melamar laki-laki.
  98. Wong lanang ngasorake drajate dhewe---Laki-laki memperhina derajat sendiri.
  99. Akeh barang-barang mlebu luang---Banyak barang terbuang-buang.
  100. Akeh wong kaliren lan wuda---Banyak orang lapar dan telanjang.
  101. Wong tuku ngglenik sing dodol---Pembeli membujuk penjual.
  102. Sing dodol akal okol---Si penjual bermain siasat.
  103. Wong golek pangan kaya gabah diinteri---Mencari rizki ibarat gabah ditampi.
  104. Sing kebat kliwat---Yang tangkas lepas.
  105. Sing telah sambat---Yang terlanjur menggerutu.
  106. Sing gedhe kesasar---Yang besar tersasar.
  107. Sing cilik kepleset---Yang kecil terpeleset.
  108. Sing anggak ketunggak---Yang congkak terbentur.
  109. Sing wedi mati---Yang takut mati.
  110. Sing nekat mbrekat---Yang nekat mendapat berkat.
  111. Sing jerih ketindhih---Yang hati kecil tertindih
  112. Sing ngawur makmur---Yang ngawur makmur
  113. Sing ngati-ati ngrintih---Yang berhati-hati merintih.
  114. Sing ngedan keduman---Yang main gila menerima bagian.
  115. Sing waras nggagas---Yang sehat pikiran berpikir.
  116. Wong tani ditaleni---Orang (yang) bertani diikat.
  117. Wong dora ura-ura---Orang (yang) bohong berdendang.
  118. Ratu ora netepi janji, musna panguwasane---Raja ingkar janji, hilang wibawanya.
  119. Bupati dadi rakyat---Pegawai tinggi menjadi rakyat.
  120. Wong cilik dadi priyayi---Rakyat kecil jadi priyayi.
  121. Sing mendele dadi gedhe---Yang curang jadi besar.
  122. Sing jujur kojur---Yang jujur celaka.
  123. Akeh omah ing ndhuwur jaran---Banyak rumah di punggung kuda.
  124. Wong mangan wong---Orang makan sesamanya.
  125. Anak lali bapak---Anak lupa bapa.
  126. Wong tuwa lali tuwane---Orang tua lupa ketuaan mereka.
  127. Pedagang adol barang saya laris---Jualan pedagang semakin laris.
  128. Bandhane saya ludhes---Namun harta mereka makin habis.
  129. Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan---Banyak orang mati lapar di samping makanan.
  130. Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara---Banyak orang berharta tapi hidup sengsara.
  131. Sing edan bisa dandan---Yang gila bisa bersolek.
  132. Sing bengkong bisa nggalang gedhong---Si bengkok membangun mahligai.
  133. Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil---Yang waras dan adil hidup merana dan tersisih.
  134. Ana peperangan ing njero---Terjadi perang di dalam.
  135. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham---Terjadi karena para pembesar banyak salah faham.
  136. Durjana saya ngambra-ambra---Kejahatan makin merajalela.
  137. Penjahat saya tambah---Penjahat makin banyak.
  138. Wong apik saya sengsara---Yang baik makin sengsara.
  139. Akeh wong mati jalaran saka peperangan---Banyak orang mati karena perang.
  140. Kebingungan lan kobongan---Karena bingung dan kebakaran.
  141. Wong bener saya thenger-thenger---Si benar makin tertegun.
  142. Wong salah saya bungah-bungah---Si salah makin sorak sorai.
  143. Akeh bandha musna ora karuan lungane---Banyak harta hilang entah ke mana
  144. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe---Banyak pangkat dan derajat lenyap entah mengapa.
  145. Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram---Banyak barang haram, banyak anak haram.
  146. Bejane sing lali, bejane sing eling---Beruntunglah si lupa, beruntunglah si sadar.
  147. Nanging sauntung-untunge sing lali---Tapi betapapun beruntung si lupa.
  148. Isih untung sing waspada---Masih lebih beruntung si waspada.
  149. Angkara murka saya ndadi---Angkara murka semakin menjadi.
  150. Kana-kene saya bingung---Di sana-sini makin bingung.
  151. Pedagang akeh alangane---Pedagang banyak rintangan.
  152. Akeh buruh nantang juragan---Banyak buruh melawan majikan.
  153. Juragan dadi umpan---Majikan menjadi umpan.
  154. Sing suwarane seru oleh pengaruh---Yang bersuara tinggi mendapat pengaruh.
  155. Wong pinter diingar-ingar---Si pandai direcoki.
  156. Wong ala diuja---Si jahat dimanjakan.
  157. Wong ngerti mangan ati---Orang yang mengerti makan hati.
  158. Bandha dadi memala---Hartabenda menjadi penyakit
  159. Pangkat dadi pemikat---Pangkat menjadi pemukau.
  160. Sing sawenang-wenang rumangsa menang --- Yang sewenang-wenang merasa menang
  161. Sing ngalah rumangsa kabeh salah---Yang mengalah merasa serba salah.
  162. Ana Bupati saka wong sing asor imane---Ada raja berasal orang beriman rendah.
  163. Patihe kepala judhi---Maha menterinya benggol judi.
  164. Wong sing atine suci dibenci---Yang berhati suci dibenci.
  165. Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat---Yang jahat dan pandai menjilat makin kuasa.
  166. Pemerasan saya ndadra---Pemerasan merajalela.
  167. Maling lungguh wetenge mblenduk --- Pencuri duduk berperut gendut.
  168. Pitik angrem saduwure pikulan---Ayam mengeram di atas pikulan.
  169. Maling wani nantang sing duwe omah---Pencuri menantang si empunya rumah.
  170. Begal pada ndhugal---Penyamun semakin kurang ajar.
  171. Rampok padha keplok-keplok---Perampok semua bersorak-sorai.
  172. Wong momong mitenah sing diemong---Si pengasuh memfitnah yang diasuh
  173. Wong jaga nyolong sing dijaga---Si penjaga mencuri yang dijaga.
  174. Wong njamin njaluk dijamin---Si penjamin minta dijamin.
  175. Akeh wong mendem donga---Banyak orang mabuk doa.
  176. Kana-kene rebutan unggul---Di mana-mana berebut menang.
  177. Angkara murka ngombro-ombro---Angkara murka menjadi-jadi.
  178. Agama ditantang---Agama ditantang.
  179. Akeh wong angkara murka---Banyak orang angkara murka.
  180. Nggedhekake duraka---Membesar-besarkan durhaka.
  181. Ukum agama dilanggar---Hukum agama dilanggar.
  182. Prikamanungsan di-iles-iles---Perikemanusiaan diinjak-injak.
  183. Kasusilan ditinggal---Tata susila diabaikan.
  184. Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi---Banyak orang gila, jahat dan hilang akal budi.
  185. Wong cilik akeh sing kepencil---Rakyat kecil banyak tersingkir.
  186. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil---Karena menjadi kurban si jahat si laknat.
  187. Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit---Lalu datang Raja berpengaruh dan berprajurit.
  188. Lan duwe prajurit---Dan punya prajurit.
  189. Negarane ambane saprawolon---Lebar negeri seperdelapan dunia.
  190. Tukang mangan suap saya ndadra---Pemakan suap semakin merajalela.
  191. Wong jahat ditampa---Orang jahat diterima.
  192. Wong suci dibenci---Orang suci dibenci.
  193. Timah dianggep perak---Timah dianggap perak.
  194. Emas diarani tembaga---Emas dibilang tembaga
  195. Dandang dikandakake kuntul---Gagak disebut bangau.
  196. Wong dosa sentosa---Orang berdosa sentosa.
  197. Wong cilik disalahake---Rakyat jelata dipersalahkan.
  198. Wong nganggur kesungkur---Si penganggur tersungkur.
  199. Wong sregep krungkep---Si tekun terjerembab.
  200. Wong nyengit kesengit---Orang busuk hati dibenci.
  201. Buruh mangluh---Buruh menangis.
  202. Wong sugih krasa wedi---Orang kaya ketakutan.
  203. Wong wedi dadi priyayi---Orang takut jadi priyayi.
  204. Senenge wong jahat---Berbahagialah si jahat.
  205. Susahe wong cilik---Bersusahlah rakyat kecil.
  206. Akeh wong dakwa dinakwa---Banyak orang saling tuduh.
  207. Tindake manungsa saya kuciwa---Ulah manusia semakin tercela.
  208. Ratu karo Ratu pada rembugan negara endi sing dipilih lan disenengi---Para raja berunding negeri mana yang dipilih dan disukai.
  209. Wong Jawa kari separo---Orang Jawa tinggal setengah.
  210. Landa-Cina kari sejodho --- Belanda-Cina tinggal sepasang.
  211. Akeh wong ijir, akeh wong cethil---Banyak orang kikir, banyak orang bakhil.
  212. Sing eman ora keduman---Si hemat tidak mendapat bagian.
  213. Sing keduman ora eman---Yang mendapat bagian tidak berhemat.
  214. Akeh wong mbambung---Banyak orang berulah dungu.
  215. Akeh wong limbung---Banyak orang limbung.
  216. Selot-selote mbesuk wolak-waliking zaman teka---Lambat-laun datanglah kelak terbaliknya zaman.
  217. Agama Hindu akan bangkit kembali.

SUMBER: http://id.wikipedia.org/wiki/Ramalan_Jayabaya

GUNUNG BERAPI DAN GEJALAHNYA


Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Purwodadi, Jawa Tengah. Masyarakat sekitar menyebut fenomena di Kuwu tersebut dengan istilah Bledug Kuwu

Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.

Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.

Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:

Aliran lava.
Letusan gunung berapi.
Aliran lumpur.
Abu.
Kebakaran hutan.
Gas beracun.
Gelombang tsunami.
Gempa bumi.

Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia
Status Makna Tindakan

AWAS
Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana
Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam
Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan
Koordinasi dilakukan secara harian
Piket penuh

SIAGA
Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
Peningkatan intensif kegiatan seismik
Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana
Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
Sosialisasi di wilayah terancam
Penyiapan sarana darurat
Koordinasi harian
Piket penuh

WASPADA
Ada aktivitas apa pun bentuknya
Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya
Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
Penyuluhan/sosialisasi
Penilaian bahaya
Pengecekan sarana
Pelaksanaan piket terbatas

NORMAL
Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma
Level aktivitas dasar
Pengamatan rutin
Survei dan penyelidikan


Jenis gunung berapi berdasarkan bentuknya

Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.

Perisai
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
Kaldera
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

Klasifikasi gunung berapi di Indonesia

Tipe A
Gunung berapi yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.

Tipe B
Gunung berapi yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara.

Tipe C
Gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Press Release Distribution